19 September 2020 21:02:16 / / Hits : 2910 / Posted by Administrator
Wong Kalang Kota Gede.
Sebelum memasuki abad ke-20 awalnya di Kotagede terdapat dua sub-kelompok di kalangan Wong Kalang, tinggal di daerah Tegalgendu wilayah sekitaran Ansor Silver. Ada satu sub-kelompok Wong Kalang yang tinggal di daerah kuasa Kasunanan Surakarta. Pekerjaannya adalah spesialis ketrampilan mengolah kayu dan membuat produk dari kayu. Memperbaiki bangunan-bangunan di kompleks Makam Raja dan rumah-rumah bangsawan sekitar situ adalah jenis pekerjaannya. Satunya lagi, sub-kelompok Wong Kalang yang tinggal di daerah kuasa Kasultanan Yogyakarta. Secara umum pekerjaannya adalah jasa transportasi tradisional, dari piranti kuda atau sapi hingga kendaraan bermotor. Wong Kalang juga diingat oleh masyarakat Kotagede sebagai orang pribumi pertama di Jawa yang membeli sejumlah mobil ketika produk itu diimpor ke Jawa dan mereka secara sosial berhasil membangun reputasi prestisius kelompoknya berkat sukses duniawinya tersebut.
Bisnis ini semakin meningkat ketika pihak kraton Yogyakarta memberikan monopoli pada kelompok ini, terkait jasa pengangkutan barang-barang antara kota pelabuhan Semarang di pantai utara dan kota Yogyakarta. Bisnis mereka semakin membesar ketika sub-kelompok Surakarta juga memperoleh lisensi dari kraton Surakarta untuk membuka rumah gadai ke seluruh wilayah. Walhasil, dalam waktu singkat mereka berhasil mengembangkan jaringan luas rumah gadai yang membawa keuntungan sangat besar.
Selain itu, seturut catatan Claude Guillot, pekerjaan mereka yang lain adalah pedagang. Bekerja sebagai pedagang bukanlah monopoli kaum laki-laki tapi juga pekerjaan kaum perempuan. Mengambil contoh keluarga Mulyosuwarno dan istrinya Fatimah, Claude Guillot mencatat bahwa keluarga Kalang itu tak hanya berjualan kebutuhan sehari-hari berupa sembako, melainkan juga berdagang kain batik, emas serta berlian. Sementara Kotagede sendiri menurut catatan Van Mook (1926) adalah pusat perdagangan berlian terbesar di Hindia Belanda, dan pusat tersebut dipegang oleh keluarga Wong Kalang. Hasilnya mudah diterka, sepasang suami istri itu sudah sangat kaya dan menyandang status sosial yang tinggi. Anaknya, Prawirosuwarno, yang lahir pada 1873 dan pada akhir abad ke-19 masih usia remaja, diceritakan biasa keluar masuk istana Yogya secara bebas dan bermain-main dengan pangeran yang nantinya menjadi Sultan Hamengkubuwono VIII.
Mitsuo Nakamura juga mencatat, bahwa besarnya kekayaan yang terkumpul oleh keluarga Kalang kini masih dapat dengan mudah dikenali. Di Kotagede terdapat sekitar selusin rumah-rumah besar milik Wong Kalang yang mirip istana dibangun pada awal dasawarsa abad ke-20. Salah satunya ialah rumah di tepi timur Sungai Gajah Wong, sebuah rumah dengan dua garasi yang momot delapan mobil dan sebuah kandang untuk duapuluhan kuda.
Menariknya, seturut catatan Mitsuo Nakamura itu, cerita lokal Kotagede mengatakan bahwa suatu waktu sekitar Perang Dunia ke I, keluarga ini memperoleh keuntungan yang sangat besar dari bisnisnya. Karena itu mereka bermaksud menutup seluruh lantai ruang pendapa dengan uang koin perak. Entah dengan maksud apa, yang jelas sekiranya ruang pendapa itu seluruh lantainya ditutup dengan koin uang perak maka wajah Ratu Wilhelmina yang ada di mata uang tersebut akan diinjak-injak oleh orang pribumi. Mendengar rencana itu, residen Belanda di Yogyakarta terang merasa jengkel, namun juga enggak punya alasan yuridis untuk melarangnya. Maka residen pun bersiasat, menyarankan koin perak itu dipasang tegak dan bukan mendatar. Sekalipun keluarga Kalang itu superkaya tentu saja tetap tak cukup punya sejumlah sangat besar uang koin untuk memenuhi ‘saran’ residen itu, dan akhirnya rencana tersebut pun batal.
Lantas, pertanyaannya apa yang membuat Wong Kalang dipandang negatif oleh Wong Jawa? Mereka selain dikenal suka memamerkan kekayaannya secara berlebihan juga dikenal sangat hemat atau bahkan cenderung kikir. Bagi Wong Kalang uang hendaknya tidak digunakan untuk pendidikan, karena hal ini berarti memberikan keuntungan bagi Wong Londo; juga bukan digunakan untuk membayar zakat (Islam); serta tidak untuk membiayai pagelaran kebudayaan seperti menanggap wayang atau gamelan (Jawa). Lebih dari itu, Wong Kalang juga cenderung menghindari keterlibatan diri dalam dunia politik. Ditambah dengan sistem pernikahan yang cenderung endogami, dengan demikian Wong Kalang cenderung hidup dalam dunianya sendiri yang ekslusif dan semata-mata uang. Barangkali saja kisah Wong Kalang mirip cerita Paman Gober dalam komik Donal Bebek.
Lebih jauh, seturut simpulan Mitsuo Nakamura, Wong Kalang adalah kasus ektrim tradisi abangan di Kotagede. Barangkali Mitsuo Nakamura terlalu gegabah menyamakan Wong Kalang dengan kelompok abangan, buah gagasan Clifford Geertz. Tapi, terlepas daripada itu, kisah kewiraswastaan Wong Kalang ini setidaknya menjadi hipotesa perihal adanya spirit kapitalisme di kalangan pribumi Indonesia, sebagaimana Max Weber pernah mendalilkan spirit kapitalisme bersemayam dalam Etika Protestan masyarakat Eropa.
Walking Tour Kota Gedhe : Bendung Lepen Kali Gajah Wong-Makam Raja-Raja Mataram, Rumah UGM, Rumah Pocong ( Indies ) - Rumah Rudi Pesik-Rumah Makan Sekar Kedhaton/Ansor Silver ( +/- 2 jam ).
Kami sudah melakukannya bebeberapa kali dengan teman-teman Komunitas Kanca Mlaku Mandala karena beberapa teman kami Asli kota Gedhe. Komunitas Kanca Mlaku Mandala adalah komunitas jalan kaki mengelilingi Stadion Olah Raga Mandala Krida yang dilakukan setiap hari Senen-Sabtu pagi jam 07.00-09.00. Dihari minggu kami libur untuk istirahat. Anggota komunitas kami rata-rata pensiunan sudah berumur diatas 60 tahun. Jumlah anggota kami yang aktif 70-an orang.
Tags : orang kalang kota gedhe, wong kalang kota gedhe
NIB : 0302240041553
Jl. Temulawak, RT 01/RW 04 No 40 Nologaten, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281
Phone
0274485672
Mobile
08112640967
Email :
borobudursunrise.net@gmail.com
ONLINE SUPPORTS : |
WE ACCEPT |
Exchange Rate : |
Jl. Temulawak, RT 01/RW 04 No 40 Nologaten, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281
Phone
0274485672
Mobile
08112640967
WhatsApp
628112640967
Telegram
+628112640967
Line
borobudursunrise
BANK CENTRAL ASIA ( BCA ) KCP MANGKUBUMI YOGYAKARTA
1260550914
EKO WAHJU WIDJOJANTO, Swift Code : CENAIDJA
BANK MANDIRI
1370014216929
PT. BOROBUDUR DESTINASI UTAMA, Swift Code : BMRIIDJA
Transfer Wise
https://wise.com/
https://wise.com/
CREDIT CARD
POWERED BY IPAY88
POWERED BY IPAY88